Monday, October 3, 2011

Hey, khayalanku adalah dia!


Tepat di Senin malam ini, pukul 10.26 aku mulai berani menceritakan cinta khayalanku. Aku paham akan sikapku yang mudah 'menyukai' dan juga melupakan. Banyak memang, orang yang pernah ku sukai. Haha, tapi itu hanya sesaat! Bahkan aku sering tak sempat mengungkapkan rasaku itu pada mereka. Ya, aku benci sikapku ini. Tapi ini Fasta apa adanya, kamu tau?!






 
Ketika aku bercerita tentang pacar pertamaku, mungkin banyak yang mengira dialah first love-ku. Oh tidak bisa! Salah kalo kalian bilang seperti itu. Fasta yang sekarang 17 tahun pun berani jujur jika dia masih sulit menemukan cinta pertamanya. Sering aku mendengar orang lain yang menganggap aku sosok perempuan pemilih, egois ingin sendiri, sok tidak butuh, dan lainnya yang membuat telingaku memanas. Entah anggapan mereka ada benarnya atau tidak, yang pasti aku masih sering merindukan belahan jiwa yang seperti orang lain punya. Bahkan aku sering iri ketika melihat foto teman-temanku yang sedang berdua dengan pacarnya. So sweet and so beautiful. Aku ingin seperti itu..


Oke, aku akan meneruskan love story-ku. Sebenarnya hatiku masih mengganjal jika aku harus mengatakan love story, karena telah lama aku mudah melupakan laki-laki yang dulunya mencintaiku. Alasannya, aku punya pacar khayalan yang selalu ku khayalkan! 

Pacar pertama, mungkin ada kalau 5 bulan bersama. Banyak yang bilang dia baik, bahkan lebih baik dari lelaki lain. Dan dia menurutku memang baik sekali. Dia banyak berkorban untukku, dan hingga sekarang aku masih menghargai pengorbanannya dalam hati, meski itu DULU. Ya.. tak perlu dijabarkan lagi bagaimana dia, toh kalau kamu teman dekatku juga pasti tau. Benar memang, aku dulu sangat mencintainya, tapi mungkin karena satu alasan yang membuat kita harus tak lagi bersama, lebih baik kita memang tak bersama. Dan kita pun putus.

Pacar kedua, ahh parah! Parah sekali kedengarannya jika aku harus menceritakan orang itu. Tapi sahabatku bilang, aku harus mengakui. Okelaaaahh..

Awalnya aku tak pernah ada rasa dengannya, ya satu alasan besar yang aku pegang. Aku benci lelaki yang nilai jual mahalnya rendah. Maaf terlalu menuntut, tapi ini caraku. Maaf sekali lagi..

Dulu aku memang sering ingin putus dengannya, aku gak pernah bisa untuk terus bertahan dengan orang yang sulit jual mahal terhadap wanita lain. Oke bro, kamu aku lepasin. Dengan senang hati pastinya.

Pacar ketiga.. masih belum ada. Mungkin ada seseorang yang sempat ku sukai dulu, tapi sebatas hubungan pendekatan. Saat itu juga tepat setelah aku putus. Aku sudah memiliki feeling jika hubungan ini tidak akan lama, di sisi dia jauh dariku, dan dia yang sulit menerima emosiku. Awalnya dia memang baik, baik sekali. Tapi itu bullshit. HAHA aku malu pernah suka dengannya. Malu sekali. Tapi untungnya dia memiliki satu kebaikan yang membuatku sedikit luluh untuk membencinya.
Sama sekali tidak berani aku untuk memasang kriteria bagi orang yang menjadi pacar ketiga-ku nanti. Aku masih jauh dari kriteria wanita yang banyak dicari lelaki. Tapi inilah Fasta apa adanya, yang tampil tak ingin mengada-ngada.

6 bulan kulewati tanpa 1 lelaki pun yang dekat denganku yang memiliki gelar teman spesial. Sebenarnya sempata ada, tapi aku pikir aku tak punya ketulusan penuh menyukainya. Dan lagi-lagi aku hanya memendamnya. Ini cukup pahit, tapi aku merasa dalam kebenaran. Benar, cukup aku dan Tuhan saja yang tahu.

Tapi hari ini, malam ini, detik ini.. aku merasa menemukan dia. Dia yang selalu aku khayalkan. Silakan tertawa jika mendengar aku merasa punya pacar khayalan yang masih aku khayalkan, tapi ini sangat fantasi dalam imajinasi. Aku mulai paham dia siapa. Dialah sosok lelaki berkacamata itu. Seseorang yang pandai dalam fotografi. Dia yang selalu berpenampilan simple, tapi tak jauh dari kata keren. ekspresianya selalu innocent. Dan aku sangat mengagumi itu, lebih dari mengagumi.

Aku merasa seperti sedang menjalani kisah cinta yang terdapat di film-film, seseorang yang mencintai tapi tak memiliki bekal untuk mencintai. Benar, aku memang tak berani mengungkapkannya, di sisi aku tetap menjaga harga diri seseorang untuk menyatakan cinta duluan. Ini sulit, Tuhan.

Lebih baik ku biarkan sosok yang menginspirasiku itu tetap menjadi bungan pikiranku, bunga imajinasiku. Terserah nantinya Tuhan aku mempersatukan kita atau tidak, aku pasrah dan hanya bisa percaya jika di setiap skenario Tuhan itu indah. Tuhan, aku sayang sosok itu..

Lelaki itu memang sama sekali tak mengenalku, begitu pun sebaliknya. Yaaa inilah Fasta yang cinta tulusnya diukur melalu cinta pandangan pertama, bukan cinta pertama.


Seperti yang dibilang di film favoritku (First Love), dan inilah 'Hal Kecil yang Disebut Cinta'

No comments:

Post a Comment

 

fastadendron | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates