Sunday, July 22, 2012

Mungkin Ketika Aku Mengingatnya

Bagaimana menceritakannya? 
Lantas aku sekarang sendiri. Hanya sendiri berteman dengan Tuhan

Bagaimana aku bisa menagih kata-katamu, lantas entah di sana kamu bersama orang baru. Aku tak mengenal

Rasanya aku baru mengingat, sekitar satu bulan kemarin kita sempat bertemu. Aku pikir itu pertemuan terakhir kita

Yang aku lakukan saat itu hanya tertawa dan tersenyum lebar di sela-sela pembicaraan serius kita, tentang berontak masa lalu

Masa yang takkan sembuh dengan hanya penjelasan panjang lebar. Masa yang terlalu terluka karena kebohongan

Setidaknya, di hatimu ada rasa mengerti..

Mengerti kaca-kaca yang mulai pecah di mataku, berubah wujud menjadi tetesan air yang terus mengejar tetes demi tetes

Masih belum bisa mengerti?

Bahkan sahabatku sendiri, yang juga kamu mengenalnya turut memberikan kode akan perubahan sikapku

Perubahan sepeninggalanmu

Pantas kalau hatiku sekarang dikatakan mati. Ya, mati rasa tepatnya

Dengan alasan setebal apa lagi aku harus menutupi kesedihanku

Bahkan hingga sekarang aku masih menganggapmu orang baik

Aku mensenjatakan cerita masa laluku denganmu dulu, begitu baik sekali

Bukannya setiap orang diberikan hati oleh Tuhan dengan tujuan agar dapat merasakan perasaan orang lain?

Hati itu kamu gunakan untuk apa jika sikapmu monoton seperti ini!

Entahlah, aku masih memikirkanmu

Masih..

Mei, Juni, Juli.. Aku masih mengingat langkah kepergianmu

Dimana kedewasaanmu yang orang-orang bilang tentangmu padaku dulu?

Apa itu topeng?

Aku kecewa bisa mengenalmu jika berakhir seperti ini

Berakhir dengan sakitnya perasaan. Lumpuhnya logika. Bencinya pada masa lalu

Entahlah, tapi aku rasa Tuhan tidak pernah bermain dadu dalam memberikan kisah untuk makhluk-Nya

Selalu kutemukan alasan di balik setiap peristiwa kisahku, cepat atau lambat..










Tiba-tiba terpikir untukmu

 

fastadendron | Creative Commons Attribution- Noncommercial License | Dandy Dandilion Designed by Simply Fabulous Blogger Templates